Pendidikan

Peserta SNPMB Mengeluhkan Soal Ujian Literasi Bahasa Indonesia

Bagaimana frustrasi peserta terhadap pertanyaan yang tidak relevan dalam Tes Membaca dan Menulis Bahasa Indonesia SNPMB masih harus dilihat bagaimana hal itu dapat membentuk penilaian di masa depan.

Saat kita menelusuri keluhan terbaru seputar ujian Literasi Bahasa Indonesia SNPMB, jelas bahwa banyak peserta merasa frustrasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka anggap tidak relevan dengan penilaian kemampuan berbahasa. Sebagai contoh, beberapa pertanyaan tentang komposisi kimia susu sapi dan teori likuidasi Newton memicu kebingungan dan ketidakpuasan. Para peserta ujian seperti Muhammad Hafidz dan Abraham Abdiel secara terbuka menyatakan ketidakpuasan mereka, meninggalkan jawaban kosong untuk item-item yang mereka anggap tidak mengukur kemampuan bahasa mereka, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap skor keseluruhan mereka.

Ujian SNPMB terdiri dari 30 soal yang harus diselesaikan dalam waktu 42,5 menit, dirancang untuk mengevaluasi kemampuan kita memahami dan menganalisis teks tertulis di berbagai bidang. Namun, saat peserta menemui pertanyaan yang jauh menyimpang dari kompetensi inti literasi bahasa, hal itu merusak tujuan utama dari penilaian tersebut. Ketidaksesuaian antara relevansi soal dengan kriteria evaluasi yang dimaksud menyebabkan frustrasi dan kebingungan di antara kami, para calon peserta.

Meskipun volume umpan balik dari peserta terus bertambah, tanggapan resmi dari SNPMB belum cukup menjawab keluhan tentang relevansi pertanyaan. Pengelola ujian menolak klaim bahwa soal-soal menjadi lebih sulit, dengan menyatakan bahwa soal tersebut dirancang untuk menantang pemahaman dan kemampuan analisis kami. Respon ini, meskipun bertujuan membela integritas ujian, gagal mengakui kekhawatiran yang sah dari kami terkait konten soal yang sebenarnya.

Kesenjangan antara apa yang kami harapkan dari ujian literasi bahasa dan apa yang sebenarnya ditanyakan menciptakan pengalaman yang mengecewakan. Kami percaya bahwa penting bagi SNPMB untuk mempertimbangkan implikasi dari memasukkan konten yang tidak relevan dalam ujian. Tidak hanya mempengaruhi performa kami, tetapi juga berpotensi menghambat calon peserta lain dari mengikuti UTBK di masa mendatang.

Jika ujian tidak secara akurat mencerminkan keterampilan yang perlu kami tunjukkan, hal ini dapat menurunkan minat peserta untuk mengikuti ujian, karena mereka menginginkan penilaian yang adil dan relevan terhadap kemampuan mereka.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version