Ekonomi
Stimulus Ekonomi Prabowo, Upaya Meningkatkan Daya Beli Masyarakat Menjelang Idul Fitri
Di tengah tantangan ekonomi yang meningkat, paket stimulus Prabowo bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat untuk Idul Fitri, tetapi apakah benar-benar akan membuat perbedaan?

Seiring mendekatnya Eid al-Fitr 2025, paket stimulus ekonomi Prabowo bertujuan untuk meningkatkan daya beli keluarga berpenghasilan rendah dan menengah dengan mengalokasikan Rp150 triliun untuk fase pertama Program Keluarga Harapan (PKH). Investasi besar ini mencerminkan pemahaman tentang peran penting yang dimainkan oleh peningkatan daya beli dalam perilaku konsumen, terutama selama periode perayaan ketika pengeluaran biasanya meningkat.
Dengan fokus pada rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah, paket ini berusaha untuk merangsang permintaan secara terarah, yang sangat penting untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Paket tersebut juga memperkenalkan insentif PPN 6% untuk tiket penerbangan domestik, yang mengarah pada penurunan harga yang diharapkan sebesar 13-14%. Penurunan ini kemungkinan akan mendorong perjalanan selama musim Ramadan dan Eid, mempengaruhi perilaku konsumen dengan membuat perjalanan lebih terjangkau.
Dengan banyak keluarga yang ingin terhubung kembali dengan orang terkasih selama masa ini, kita dapat mengantisipasi peningkatan aktivitas perjalanan, yang berkontribusi pada ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, pengenalan diskon 20% pada tarif tol untuk perjalanan jarak jauh adalah langkah strategis lain yang bertujuan untuk mengurangi biaya transportasi.
Inisiatif ini tidak hanya memfasilitasi perjalanan yang lebih lancar selama periode mudik Eid tetapi juga mendorong keluarga untuk terlibat dalam ekonomi lokal, saat mereka melintasi berbagai wilayah.
Selain insentif perjalanan, paket stimulus juga mempromosikan belanja lokal melalui inisiatif seperti program diskon Jumat Mubarak dan inisiatif BINA Lebaran, yang menargetkan volume transaksi hingga Rp107 triliun selama periode perayaan.
Penekanan pada perdagangan lokal tidak hanya memperkuat ikatan komunitas tetapi juga berfungsi sebagai katalis untuk merangsang aktivitas ekonomi di tingkat akar rumput. Dengan mendorong pengeluaran di pasar lokal, kita dapat mengharapkan dampak stimulus yang positif, yang sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang ekonomi kita.
Selain itu, pencairan tepat waktu bonus liburan (THR) untuk pegawai negeri dan pekerja sektor swasta, dengan alokasi sekitar Rp50 triliun, diharapkan akan sangat meningkatkan pengeluaran konsumen.
Aliran dana ini memungkinkan keluarga untuk berpartisipasi dalam semangat perayaan dengan lebih bebas, meningkatkan lanskap ekonomi secara keseluruhan selama Eid.
Ketika kita semakin dalam memahami implikasi dari paket stimulus ekonomi Prabowo, kita mengakui bahwa interaksi antara dampak stimulus dan perilaku konsumen akan sangat penting dalam membentuk narasi pemulihan ekonomi.
Jelas bahwa inisiatif-inisiatif ini merupakan upaya terkoordinasi untuk memberdayakan keluarga dan menghidupkan kembali ekonomi kita selama waktu perayaan dan persatuan.
Ekonomi
Pembelian besar-besaran di pasar saham setelah Pemangkasan BI Rate, Saham Ini Dibeli Secara Masif
Setelah pemangkasan besar suku bunga BI, investor asing sedang membeli saham secara besar-besaran, yang menyebabkan perubahan pasar yang menarik untuk ditelusuri.

Sebagai tanggapan positif dari investor asing terhadap pemotongan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia baru-baru ini, kami menyaksikan lonjakan pembelian yang luar biasa di pasar saham pada tanggal 21 Mei 2025. Keputusan Bank untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5% tampaknya memicu gelombang optimisme di kalangan investor, yang menyebabkan pembelian bersih yang signifikan di berbagai pasar. Secara total, investor asing mencatat pembelian bersih sebesar Rp960,19 miliar, sebuah indikator jelas dari tren investasi asing yang meningkat.
Saham yang paling menonjol selama lonjakan ini adalah Bank Central Asia (BBCA), yang menarik minat beli asing bersih sebesar Rp479,72 miliar. Angka mengesankan ini tidak hanya mencerminkan permintaan yang kuat tetapi juga kepercayaan terhadap kinerja BBCA, menegaskan posisinya sebagai pilar sektor perbankan.
Antusiasme ini tidak berhenti di situ; saham lain seperti Aneka Tambang (ANTM) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mengalami minat asing yang cukup besar, dengan pembelian bersih masing-masing Rp258,9 miliar dan Rp143,66 miliar. Aktivitas kolektif ini menandakan pemulihan pasar yang kuat, karena para investor menyelaraskan strategi mereka dengan kebijakan ekonomi positif yang muncul dari pemotongan suku bunga terbaru.
Sentimen pasar secara keseluruhan sangat positif selama sesi perdagangan ini. Dengan nilai transaksi total melonjak menjadi Rp15,48 triliun dan sebanyak 26,64 miliar saham diperdagangkan, kita dapat melihat bahwa pasar merespons secara dinamis terhadap kondisi yang menguntungkan ini. Lonjakan aktivitas perdagangan ini menjadi salah satu indikator utama pemulihan pasar, menunjukkan bahwa kepercayaan investor sedang meningkat.
Lebih jauh lagi, lonjakan aktivitas pembelian asing menyoroti perubahan sentimen, menempatkan Indonesia sebagai destinasi yang menarik bagi modal asing. Masuknya investasi ini tidak hanya meningkatkan likuiditas pasar tetapi juga mendorong rasa stabilitas dan potensi pertumbuhan, yang sangat diinginkan oleh banyak investor.
Ekonomi
PM Albanese Jamin Australia Mendukung Bergabungnya Indonesia ke OECD
Sejauh mana dukungan Australia terhadap keanggotaan Indonesia di OECD dapat mengubah dinamika regional dan meningkatkan integrasi ekonomi masih harus dilihat.

Dalam langkah penting, Perdana Menteri Anthony Albanese telah menyuarakan dukungan kuat Australia terhadap usulan Indonesia untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Dukungan ini, yang diungkapkan selama konferensi pers bersama Presiden Prabowo Subianto pada 15 Mei 2025, menyoroti komitmen kita untuk mendorong pembangunan Indonesia dan meningkatkan integrasi ekonomi di kawasan.
Saat kita menilai implikasi dari dukungan ini, penting untuk mempertimbangkan apa arti keanggotaan OECD bagi Indonesia dan bagaimana hal ini sejalan dengan kepentingan strategis kita sendiri. Albanese menekankan bahwa keanggotaan Indonesia di OECD tidak hanya akan memperkuat pertumbuhan ekonomi negara tersebut tetapi juga memfasilitasi integrasi internasional yang lebih besar.
OECD menawarkan platform bagi negara-negara untuk berkolaborasi dalam kebijakan ekonomi dan strategi pembangunan, yang dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia dalam upayanya meningkatkan posisi ekonomi globalnya. Dengan bergabung ke organisasi ini, Indonesia akan mendapatkan akses ke berbagai sumber daya, praktik terbaik, dan wawasan dari para ahli yang dapat mendorong transformasi ekonominya.
Sejak memulai proses keanggotaan OECD pada tahun 2023, Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan. Persiapan untuk memorandum awal saat ini sedang berlangsung, menandakan komitmen serius Indonesia untuk memenuhi standar ketat yang ditetapkan OECD.
Dukungan kami sebagai Australia, anggota utama OECD dan pemimpin dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dan Progresif (CPTPP), menempatkan kami sebagai sekutu penting dalam upaya ini. Kami menyadari bahwa keberhasilan Indonesia dalam proses ini dapat memiliki implikasi yang luas terhadap stabilitas dan kerjasama regional.
Selain itu, komitmen kami untuk membantu Indonesia dalam meraih keanggotaan OECD mencerminkan visi yang lebih luas untuk Asia Tenggara yang lebih terintegrasi. Dengan mendukung Indonesia, kita tidak hanya mendukung aspirasi individu negara tersebut; kita juga membina identitas regional kolektif yang menghargai kolaborasi ekonomi.
Integrasi ini tidak hanya menguntungkan Indonesia tetapi juga negara-negara seperti kita yang ingin meningkatkan hubungan dagang dan kemitraan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Ekonomi
AS-China Sepakat untuk Mengurangi Tarif Sementara
Temukan bagaimana pengurangan sementara tarif antara AS dan Tiongkok dapat mengubah hubungan ekonomi dan apa artinya bagi perdagangan global di masa depan.

Seiring kita menavigasi kompleksitas perdagangan internasional, perkembangan terbaru antara AS dan China menandai pergeseran penting dalam hubungan ekonomi mereka. Setelah negosiasi perdagangan yang panjang di Jenewa, kedua negara sepakat untuk sementara mengurangi tarif timbal balik mereka selama 90 hari. Pengurangan ini menandai momen penting, karena menurunkan tarif AS terhadap impor dari China dari tingkat yang mencengangkan 145% menjadi 30% yang lebih terjangkau, sementara tarif China terhadap barang-barang AS turun dari 125% menjadi 10%.
Niat di balik kesepakatan ini jelas: untuk meredakan ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung yang telah membebani kedua ekonomi. Tarif tersebut telah merugikan, menciptakan siklus tindakan balasan yang menyebabkan kerugian ekonomi yang substansial bagi kedua negara. Dengan menyepakati penerapan tarif impor sebesar 10% selama periode 90 hari ini, AS dan China menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan ekonomi yang lebih kolaboratif.
Perubahan ini tidak hanya dapat meredakan ketegangan, tetapi juga memberikan fondasi untuk hubungan perdagangan yang lebih berkelanjutan di masa depan. Waktu dari kesepakatan ini sangat penting. Kesepakatan ini akan berlaku efektif mulai 14 Mei 2025, dan pengurangan tarif ini berpotensi menjadi katalis untuk pemulihan ekonomi, yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen di kedua pasar.
Pengurangan tarif sering kali menyebabkan harga yang lebih rendah bagi konsumen dan bisnis, sehingga mendorong iklim ekonomi yang lebih sehat. Seiring tarif menurun, kita dapat mengharapkan peningkatan volume perdagangan, yang dapat memberi dampak positif terhadap stabilitas ekonomi global.
Selain itu, kesepakatan ini dapat dilihat sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kerja sama bilateral. Dengan mengurangi tarif, kedua negara mungkin menemukan titik temu dalam isu-isu yang lebih luas, membuka jalan bagi negosiasi di masa depan yang dapat lebih menstabilkan hubungan ekonomi mereka.
Dampak ekonomi dari kesepakatan ini dapat meluas tidak hanya ke kedua negara yang terlibat; hal ini juga dapat memengaruhi rantai pasokan global dan pasar internasional, menciptakan gelombang yang mempengaruhi berbagai industri di seluruh dunia.
-
Politik2 hari ago
Direktorat Jenderal Bea Cukai Dipilih dari TNI, Tugas Berat Ini Telah Dihadapi
-
Ekonomi1 hari ago
Pembelian besar-besaran di pasar saham setelah Pemangkasan BI Rate, Saham Ini Dibeli Secara Masif
-
Politik1 hari ago
Kekayaan Iwan Setiawan Lukminto, Mantan Bos Sritex, Ditangkap oleh Kejaksaan Agung