Sosial
Inisiatif Sosial untuk Pemberantasan Kemiskinan di Bima
Jelajahi inisiatif sosial di Bima yang mengubah hidup, bagaimana strategi ini berperan penting dalam mengurangi kemiskinan? Temukan jawabannya di sini.

Jika Anda menjelajahi inisiatif sosial untuk memberantas kemiskinan di Bima, Anda akan menemukan program-program inovatif seperti KUBE yang memberdayakan komunitas lokal melalui model bisnis. Pemerintah mendukung upaya ini dengan pendanaan yang signifikan, lebih dari Rp 95 miliar dialokasikan untuk berbagai inisiatif, termasuk perbaikan perumahan untuk kondisi hidup yang lebih baik. Program bantuan tunai memberikan dukungan bulanan yang penting bagi rumah tangga yang paling rentan. Proyek kolaboratif dengan kementerian dan LSM memperkuat strategi ini, memastikan distribusi dana yang efisien dan keberlanjutan. Dengan fokus pada peningkatan pendapatan dan manajemen yang efektif, tingkat kemiskinan di Bima terus menurun. Temukan cakupan penuh dari inisiatif ini dan dampaknya terhadap Bima.
Usaha Pengentasan Kemiskinan

Dinas Sosial Kota Bima membuat langkah maju dalam pengentasan kemiskinan melalui inisiatif KUBE yang inovatif, yang memberdayakan masyarakat miskin dengan pendekatan bisnis kelompok dan modal untuk pengembangan. Dengan memanfaatkan bimbingan teknis yang didanai oleh APBN 2019, KUBE membekali kelompok kurang mampu dengan keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk memulai dan mempertahankan bisnis yang sukses.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan individu tetapi juga merangsang ekonomi lokal, menciptakan efek domino yang bermanfaat bagi semua orang di komunitas.
Pada Juli 2024, Kota Bima telah menyaksikan penurunan signifikan dalam tingkat kemiskinan, sekarang di angka 8,12%, turun dari 8,67% pada Desember 2023. Penurunan ini berarti 888 orang lebih sedikit yang hidup dalam kemiskinan, menyoroti efektivitas strategi Dinas Sosial.
Program bantuan tunai lebih mendukung kemajuan ini dengan memberikan Rp250.000 per bulan kepada 42 rumah tangga miskin ekstrem selama enam bulan, memastikan bantuan langsung bagi mereka yang paling membutuhkan.
Dengan alokasi lebih dari Rp 95 miliar untuk inisiatif pengentasan kemiskinan, fokus tetap pada peningkatan pendapatan dan pengurangan pengeluaran rumah tangga.
Upaya kolaboratif untuk membangun 22 rumah layak huni pada Oktober 2024 memperkuat pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kondisi hidup bagi populasi miskin ekstrem.
Strategi Dukungan Pemerintah
Memanfaatkan kekuatan kolaborasi strategis, pemerintah Kota Bima memimpin upaya untuk memerangi kemiskinan melalui strategi dukungan yang komprehensif. Dengan Walikota memimpin melalui inisiatif KUBE, ada fokus yang kuat untuk meningkatkan ekonomi lokal dengan memberdayakan komunitas miskin.
Dengan menggunakan pendekatan bisnis kelompok dan memberikan bantuan modal untuk pengembangan bisnis, Anda memanfaatkan jaringan peluang yang dirancang untuk meningkatkan mata pencaharian.
Anggaran yang substansial lebih dari Rp 95 miliar telah dialokasikan di berbagai departemen pemerintah. Komitmen keuangan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan sambil meringankan beban pengeluaran warga.
Kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah bukti dari strategi ini, karena 22 rumah layak huni akan dibangun pada Oktober 2024 bagi mereka yang berada dalam kemiskinan ekstrem.
Dinas Sosial Kota Bima memainkan peran penting dengan memulai program bantuan tunai. Menargetkan 42 rumah tangga yang diverifikasi, program ini memberikan Rp250.000 per bulan selama enam bulan, langsung menangani kebutuhan keuangan yang mendesak.
Untuk memastikan pengelolaan sumber daya yang optimal, pemantauan, evaluasi, dan pelatihan yang berkelanjutan merupakan komponen integral dari program pengentasan kemiskinan ini. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa Anda tidak hanya bertahan tetapi berkembang.
Peran Manajemen KUBE

Ketika pemerintah Kota Bima meningkatkan usahanya untuk memajukan komunitas miskin, peran strategis manajemen KUBE (Kelompok Usaha Bersama) menjadi semakin signifikan.
Dengan fokus pada peningkatan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, manajemen KUBE memastikan bahwa operasi bisnis di dalam komunitas ini meningkat secara efisien.
Anda berada di garis depan dalam mendorong perubahan ekonomi, dengan dukungan dari Dinas Sosial Kota Bima, yang memberikan bimbingan teknis penting dan pelatihan berkelanjutan.
Manajemen dana yang efektif sangat penting untuk meningkatkan pendapatan komunitas, dan Anda memainkan peran kunci dalam proses ini.
Pemantauan dan evaluasi sangat penting, memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi masalah lebih awal dan menerapkan strategi pemecahan masalah dengan cepat.
Bantuan modal untuk pengembangan bisnis adalah landasan lain dari peran KUBE, sejalan dengan misi Walikota untuk pemberdayaan komunitas dan penguatan ekonomi lokal.
Koordinasi Bantuan Tunai
Bagaimana koordinasi yang efektif dalam bantuan tunai mempengaruhi strategi pengentasan kemiskinan? Ketika lembaga seperti Dinas Sosial Kota Bima dan Bappeda bekerja sama, mereka memastikan bahwa dana mencapai mereka yang paling membutuhkannya. Pertemuan pada 16 Juli 2023 menyoroti perencanaan yang cermat untuk tahun fiskal 2024, awalnya mengidentifikasi 2.298 rumah tangga untuk mendapatkan bantuan. Setelah validasi menyeluruh, jumlah ini disempurnakan menjadi 42 rumah tangga yang lebih tepat. Ketepatan ini memastikan bahwa bantuan bulanan sebesar Rp250.000 langsung menyasar kelompok yang paling rentan, memberikan dampak signifikan terhadap upaya pengurangan kemiskinan. Anda akan melihat pentingnya segmentasi dan validasi data, yang ditangani dengan efisien oleh Dinas Sosial. Mereka menyerahkan data kemiskinan ekstrem yang telah diverifikasi ke kelurahan setempat, memastikan bahwa usulan bantuan akurat dan tepat waktu. Dengan berkoordinasi dengan Bank NTB Syariah, dana disalurkan dengan aman ke rekening bank KPM, dikelola dengan lancar oleh pekerja sosial. Pendekatan metodis ini tidak hanya menyederhanakan proses tetapi juga meningkatkan transparansi dan kepercayaan. Saat distribusi bantuan tunai dimulai pada 9 Desember 2024, upaya terkoordinasi ini menampilkan kerangka kerja yang kuat. komitmen untuk perbaikan berkelanjutan dalam proses memastikan bahwa strategi pengentasan kemiskinan tetap adaptif dan efektif, menciptakan model berkelanjutan untuk inisiatif masa depan.
Program Peningkatan Perumahan

Program perbaikan perumahan di Kota Bima ditetapkan untuk mengubah 22 rumah yang tidak layak huni menjadi unit yang layak huni pada Oktober 2024, secara langsung mempengaruhi populasi kemiskinan ekstrem.
Anda akan melihat inisiatif ini sebagai mercusuar harapan, dirancang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bima, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan PT Sarana Multigriya Finansial.
Ini bukan hanya tentang membangun rumah; ini tentang mengubah hidup, dan ini sesuai dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2022, yang berfokus pada pengentasan kemiskinan melalui perumahan yang lebih baik.
Di lokasi-lokasi yang ditargetkan seperti Kelurahan Paruga dan Kelurahan Rabadompu Barat, proyek ini menangani kebutuhan-kebutuhan penting.
Dengan meningkatkan kondisi perumahan, Anda berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 11, yang menekankan pada kota dan komunitas yang berkelanjutan.
Hasil yang diharapkan termasuk tidak hanya kondisi hidup yang lebih baik tetapi juga peningkatan signifikan dalam kualitas hidup bagi mereka yang berada dalam kemiskinan ekstrem.
Kata kunci seperti "perbaikan perumahan," "pengentasan kemiskinan," dan "komunitas berkelanjutan" sangat penting untuk menyebarluaskan dampak inisiatif ini.
Tantangan Layanan Sosial
Sementara program perbaikan perumahan di Kota Bima menawarkan harapan untuk pemberantasan kemiskinan, perjalanan tidak berhenti di situ. Layanan sosial di wilayah tersebut menghadapi tantangan signifikan yang menghambat efektivitasnya.
Anda mungkin memperhatikan bahwa pendanaan dan sumber daya yang terbatas adalah hambatan utama, membuat sulit untuk menerapkan program pengentasan kemiskinan yang komprehensif. Tanpa dukungan keuangan yang memadai, upaya ini tidak dapat mencapai potensi penuhnya.
Hambatan lain yang Anda temui adalah masalah koordinasi di antara berbagai pemangku kepentingan. Ketika organisasi dan badan pemerintah tidak berkolaborasi secara efektif, hal ini mengarah pada upaya yang terfragmentasi yang gagal menangani akar penyebab kemiskinan.
Hambatan budaya juga dapat memengaruhi bagaimana anggota komunitas memandang dan berpartisipasi dalam program-program ini. Tanpa pemahaman dan penerimaan, layanan sosial berjuang untuk memberikan dampak yang berarti.
Selain itu, pengumpulan data yang tidak memadai adalah masalah kritis. Data yang tepat membantu menyesuaikan program untuk memenuhi kebutuhan spesifik populasi miskin di Bima. Tanpanya, pengambilan keputusan menjadi kurang terinformasi, sering kali menghasilkan strategi yang tidak efektif.
Terakhir, resistensi terhadap perubahan yang berakar pada praktik komunitas tradisional dapat menjadi penghalang yang signifikan. Mengadopsi metode baru sangat penting untuk kemajuan, namun mengatasi keengganan ini merupakan tantangan.
Mengatasi tantangan layanan sosial ini sangat penting untuk pemberantasan kemiskinan yang berkelanjutan di Bima.
Rencana Pengurangan Kemiskinan di Masa Depan

Rencana pengurangan kemiskinan di masa depan Kota Bima bersinar sebagai mercusuar harapan bagi warganya, dengan tujuan penurunan tingkat kemiskinan tahunan yang konsisten melalui strategi yang dirancang dengan baik. Dengan selaras dengan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) untuk tahun 2024-2026, rencana ini fokus pada inisiatif berkelanjutan yang menangani akar penyebab kemiskinan. Lebih dari Rp 95 miliar telah dialokasikan untuk upaya ini, memastikan bahwa sektor-sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan.
Anda akan melihat penekanan kuat pada kolaborasi. Pemerintah Kota Bima berencana untuk bekerja sama erat dengan berbagai departemen, LSM, dan badan legislatif untuk memaksimalkan efektivitas program-program ini. Kemitraan akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien dan inisiatif mencapai mereka yang paling membutuhkan.
Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan adalah komponen penting dari strategi ini. Dengan terus menilai dampak dari program yang diimplementasikan, Kota Bima dapat menyesuaikan dan memperbaiki pendekatannya, memastikan sumber daya digunakan di tempat yang akan memberikan dampak paling besar.
Sikap proaktif ini menjanjikan tidak hanya untuk memenuhi tetapi berpotensi melebihi target pengurangan kemiskinan, membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih adil bagi semua penduduk.
Kesimpulan
Anda telah melihat bagaimana pemberantasan kemiskinan di Bima adalah proses dinamis, menggabungkan strategi pemerintah, manajemen KUBE, dan koordinasi bantuan tunai untuk mengangkat komunitas. Program perbaikan perumahan meningkatkan kondisi hidup, sementara layanan sosial menangani tantangan yang sedang berlangsung. Saat Anda melihat ke masa depan, pikirkan upaya-upaya ini seperti sebuah tim yang menggunakan pisau Swiss Army—multi-fungsi dan dapat beradaptasi. Tetap terlibat dengan inisiatif-inisiatif ini melalui backlinking strategis dan kata kunci yang dioptimalkan untuk masa depan yang lebih cerah dan bebas kemiskinan.

Sosial
Pelajar Gresik Terlibat dalam Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan yang Mengejutkan
Di luar lingkungan akademis, nasib tragis seorang siswa Gresik mengungkapkan masalah sosial yang gelap—apa yang dapat ini ajarkan kepada kita tentang keamanan dan dukungan untuk pemuda?

Pembunuhan yang mengejutkan dan pemerkosaan yang diduga terhadap seorang siswa berbakat di Gresik menyoroti tantangan sosial ekonomi yang parah yang dihadapi banyak pemuda. Kita dihadapkan pada masalah kekerasan, ketimpangan, dan kurangnya sumber daya pendukung. Tragedi ini telah memicu reaksi kuat dari komunitas, mendorong diskusi tentang keamanan anak dan perubahan sistemik. Bersama-sama, kita dapat menantang akar penyebab dari masalah-masalah ini dan berupaya untuk lingkungan yang lebih aman. Masih banyak yang perlu diungkap tentang kasus yang menyedihkan ini.
Dalam menghadapi tragedi yang mengejutkan, kita mendapati diri kita bergulat dengan detail seputar kasus pembunuhan siswa Gresik, yang telah meninggalkan komunitas dalam ketidakpercayaan. Insiden ini, yang bersifat sangat brutal, memunculkan banyak pertanyaan tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan semacam itu. Saat kita merenungkan peristiwa yang terjadi, sangat penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor sosioekonomi yang berperan.
Korban, seorang siswa berbakat dengan aspirasi, adalah produk dari komunitas yang menghadapi tantangan signifikan. Ketimpangan ekonomi seringkali menciptakan lingkungan di mana kejahatan dapat berkembang, dan kasus ini dengan tajam menggambarkan bagaimana perbedaan tersebut dapat secara tragis berpotongan dengan kehidupan individu muda. Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa status sosioekonomi mempengaruhi pendidikan, sumber daya kesehatan mental, dan bahkan akses ke lingkungan yang aman. Kasus ini memaksa kita untuk menghadapi kenyataan yang tidak nyaman bahwa banyak pemuda terjebak dalam siklus kekerasan dan kemiskinan, dan kita harus mempertanyakan bagaimana faktor-faktor ini berkontribusi pada tindakan keji ini.
Setelah pembunuhan tersebut, tanggapan komunitas telah menjadi campuran dari kejutan, kemarahan, dan rasa kehilangan yang mendalam. Telah diadakan penghormatan, dan diskusi telah muncul tentang keamanan anak-anak kita dan kebutuhan akan perubahan sistemik. Kita telah melihat tetangga berkumpul untuk menuntut keadilan, tetapi sama pentingnya untuk mengakui seruan untuk pemahaman yang lebih dalam dan tindakan pencegahan.
Sebagai komunitas, kita dihadapkan pada tantangan untuk mengatasi tidak hanya gejala kekerasan tetapi juga akar penyebabnya. Pemimpin komunitas dan aktivis telah mulai mendorong lebih banyak program yang ditujukan untuk keterlibatan pemuda dan dukungan kesehatan mental. Kita menyadari bahwa sekadar bereaksi terhadap tragedi tidak cukup; kita perlu membina lingkungan di mana insiden semacam itu menjadi semakin jarang. Lokakarya, layanan konseling, dan jaringan pendukung dapat menciptakan buffer terhadap faktor-faktor sosioekonomi yang sering kali mengarah pada keputusasaan dan kekerasan.
Saat kita menavigasi situasi yang kompleks ini, kita harus mengingat keluarga korban dan rasa sakit yang mereka derita. Kehilangan mereka berfungsi sebagai pengingat suram tentang taruhan yang terlibat. Kita berada di momen kritis di mana respons kolektif kita dapat baik memperpanjang siklus kekerasan atau menginspirasi perubahan nyata.
Sosial
Di Balik Viral: Remaja Pati Mencuri Pisang dan Perayaan Lokal
Pada permukaannya, pencurian pisang oleh seorang remaja menimbulkan kemarahan, tetapi kebenaran tersembunyi apa tentang kemiskinan dan dukungan komunitas yang tersembunyi di balik insiden viral ini?

Dalam insiden viral di mana seorang remaja di Pati mencuri pisang, kita tidak hanya menyaksikan tindakan keputusasaan tetapi juga refleksi dari kemiskinan sistemik yang dihadapi oleh banyak keluarga. Setelah penghinaan publik terhadap AAP, otoritas lokal memilih pendekatan keadilan restoratif, memilih mediasi daripada hukuman. Respons ini menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab dan dukungan komunitas. Jika kita mengeksplorasi implikasi yang lebih dalam dari cerita ini, kita akan menemukan tantangan yang lebih luas yang membutuhkan perhatian dan tindakan kita.
Pada tanggal 17 Februari 2025, seorang siswa SMA berusia 17 tahun bernama AAP menjadi pusat perhatian setelah ia tertangkap mencuri empat sisir pisang di Desa Gunungsari, Pati. Insiden ini tidak hanya mengungkapkan tindakan pencurian, tetapi juga dampak mendalam dari kemiskinan terhadap keluarga di komunitas kita. Motivasi AAP berasal dari kebutuhan mendesak untuk mendukung adiknya, karena keluarganya menghadapi tantangan finansial yang signifikan. Dengan tidak adanya ayah mereka dan kematian ibu mereka tujuh tahun lalu, kita hanya bisa membayangkan beban tanggung jawab yang dipikul oleh AAP.
Ketika AAP ditangkap, para penduduk desa memparadakannya tanpa baju ke kantor desa setempat. Tindakan ini memicu kemarahan publik, menghasilkan video viral yang menangkap momen tersebut. Kita mungkin bertanya-tanya mengapa komunitas bereaksi dengan keras, tetapi penting untuk mempertimbangkan masalah-masalah mendasar seperti kemiskinan dan keputusasaan yang sering kali mendorong individu muda untuk membuat pilihan yang putus asa. Kasus AAP bukanlah kasus yang terisolasi; ini mencerminkan pola tantangan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga kurang mampu di daerah kita.
Polisi setempat, dipimpin oleh AKP Mujahid, turun tangan dengan pendekatan keadilan restoratif. Alih-alih menekan tuntutan pidana, mereka memfasilitasi mediasi antara AAP dan pemilik perkebunan pisang, menghasilkan perjanjian damai. Keputusan ini menunjukkan potensi dukungan komunitas untuk menciptakan hasil yang positif, daripada hukuman. Ini adalah pengingat kuat bahwa pemahaman dan belas kasih dapat membawa kita menuju solusi yang mengangkat daripada mengutuk.
Kita harus merenungkan bagaimana insiden ini menyoroti kebutuhan akan diskusi yang lebih luas tentang kesejahteraan komunitas. Banyak keluarga yang sedang berjuang, dan sudah saatnya kita menjelajahi cara-cara untuk mendukung mereka. Ini bukan hanya tentang mengatasi tindakan pencurian individu; ini tentang mengakui masalah sistemik yang mendorong tindakan seperti itu. Cerita AAP adalah seruan untuk kita semua agar mempertimbangkan bagaimana kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi kaum muda kita.
Saat kita memikirkan tentang AAP dan kondisi yang menyebabkan peristiwa yang tidak menguntungkan ini, mari kita terlibat dalam percakapan tentang dampak kemiskinan dan bagaimana kita, sebagai komunitas, dapat membangun sistem dukungan bagi mereka yang membutuhkan.
Setelah semua, kita semua memiliki peran dalam menciptakan masyarakat yang lebih penuh kasih yang memberdayakan anggotanya daripada mempermalukannya. Ini adalah peluang untuk pertumbuhan dan pemahaman, yang tidak boleh kita abaikan.
Sosial
Judi Online dalam Lingkungan Militer: 4.000 Tentara Terlibat, Apa yang Mendorong Mereka?
Di tengah tren meningkatnya perjudian online di antara 4.000 tentara, faktor-faktor apa yang tersembunyi yang mendorong partisipasi mereka dalam perilaku berisiko ini? Temukan kenyataan yang mengejutkan.

Sekitar 4.000 tentara TNI terlibat dalam perjudian online, dan kita harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mendorong tren ini. Banyak dari tentara ini yang muda dan menguasai teknologi, sehingga mudah mengakses platform perjudian melalui smartphone. Dengan banyaknya waktu luang dan taktik pemasaran yang agresif, mereka menjadi sangat rentan. Konsekuensinya bisa sangat serius, mempengaruhi keuangan dan kesejahteraan emosional mereka. Memahami dinamika ini sangat penting saat kita mengeksplorasi solusi potensial untuk masalah mendesak ini dalam lanskap militer.
Saat kita mengeksplorasi tren mengkhawatirkan judi online di militer, terlihat bahwa sejumlah besar tentara terlibat dalam kegiatan berisiko ini. Laporan terbaru menunjukkan bahwa sekitar 4.000 prajurit TNI terlibat dalam aktivitas judi online, sebuah angka yang ditekankan oleh Mayor Jenderal TNI Yusri Nuryanto. Keterlibatan ini menimbulkan kekhawatiran kritis mengenai kesejahteraan prajurit dan potensi kecanduan judi di antara mereka yang melayani negara kita.
Menariknya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan masalah yang lebih luas, menyatakan bahwa sekitar 97.000 personel TNI dan Polri terlibat dalam aktivitas judi. Mereka dikategorikan sebagai pemain bukan operator, yang menekankan luasnya masalah tersebut.
Angka-angka ini mendorong kita untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mendorong tren ini. Banyak prajurit yang terlibat adalah individu muda yang akrab dengan teknologi, sering menggunakan smartphone, dan memiliki waktu luang yang cukup. Kombinasi ini menciptakan lingkungan yang rawan terpapar pada platform judi online, yang mudah diakses dan sering dipasarkan secara agresif.
Kita juga harus mempertimbangkan konsekuensi dari keterlibatan seperti itu. Tindakan disiplin bagi prajurit yang tertangkap berjudi dapat bervariasi luas, mulai dari hukuman ringan hingga tuntutan pidana serius, terutama bagi mereka yang menyalahgunakan dana unit untuk deposit judi. Spektrum konsekuensi ini menonjolkan keseriusan kecanduan judi dan dampaknya tidak hanya pada prajurit individu tetapi juga pada kesatuan militer secara keseluruhan.
Implikasi bagi kesejahteraan prajurit tidak bisa dilebih-lebihkan; kecanduan judi dapat menyebabkan tekanan finansial, distress emosional, dan penurunan kinerja secara keseluruhan. Meskipun kepemimpinan TNI menyatakan bahwa kesejahteraan personel memuaskan dan mengaitkan keterlibatan judi dengan aksesibilitas dan usia daripada kesulitan finansial, perspektif ini mungkin mengabaikan realitas kompleks yang dihadapi prajurit.
Pernyataan bahwa usia muda dan akses adalah faktor utama tidak sepenuhnya mengatasi aspek psikologis kecanduan judi, yang dapat mempengaruhi siapa saja, terlepas dari situasi keuangan mereka. Saat kita menggali lebih dalam masalah ini, kita harus berempati dengan prajurit yang menghadapi tantangan ini.
Sangat penting untuk menerapkan sistem dukungan yang kuat dan tindakan pencegahan yang mengatasi kecanduan judi, memastikan bahwa anggota layanan kita menerima perawatan dan bimbingan yang mereka butuhkan. Dengan memupuk lingkungan yang mengutamakan kesejahteraan prajurit, kita dapat membantu mengatasi tren mengkhawatirkan ini dan mempromosikan mekanisme koping yang lebih sehat bagi pasukan kita. Bersama-sama, kita dapat bekerja menuju lingkungan militer di mana kebebasan dari belenggu kecanduan judi adalah tujuan bersama.
-
Ekonomi2 hari ago
Menteri Perdagangan Mengoptimalkan Pengendalian Harga Pangan di Seluruh Indonesia Melalui SP2KP
-
Ragam Budaya16 jam ago
Orang Indonesia Ini Hidup Pada Zaman Nabi Muhammad, Namanya Menjadi Viral Sampai ke Arab
-
Politik2 hari ago
Implementasi Kemitraan Strategis Komprehensif antara Indonesia dan Vietnam
-
Peristiwa16 jam ago
Muak dengan Penagihan Utang, Pria di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Berani Membunuh Tetangganya